Apa itu JSON? Pengertian, Contoh dan Perbandingan dengan XML

 Di era yang serba digital seperti sekarang ini banyak hadir berbagai aplikasi baik itu berbasis mobile, desktop maupun website. Di tengah kemunculan berbagai platform aplikasi tersebut terkadang suatu aplikasi membutuhkan data dari aplikasi lain supaya aplikasinya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu format data yang bisa kamu pergunakan untuk menukarkan atau mengintegrasikan data pada suatu aplikasi dengan aplikasi yang lain adalah dengan menggunakan format JSON.

Misalkan dalam suatu aplikasi kamu membutuhkan data berupa informasi resi dan jejak dari resi tersebut, tentunya data resi tersebut kamu peroleh dari aplikasi penyedia informasi resi atau dari pihak jasa pengiriman. Oleh sebab itu supaya pihak jasa pengiriman dapat menukarkan data resi yang ia punya dibuatlah format JSON. Sehingga aplikasi yang membutuhkan informasi resi dapat memiliki data resi yang bisa digunakan.

Dari contoh diatas mungkin kamu bertanya-tanya, apa sih JSON itu? kenapa harus JSON apa memang tidak ada format lain? Silahkan kamu scroll down dan simak penjelasannya untuk temukan jawabannya.

Apa itu JSON?

JSON adalah


JSON adalah salah satu format tertentu yang dipergunakan untuk memfasilitasi pertukaran data antar aplikasi atau antar bahasa pemrograman. JSON sendiri merupakan akronim dari Javascript Object Notation, seperti yang kita ketahui dari namanya, JSON merupakan subset atau turunan dari bahasa pemrograman Javascript. Meskipun begitu JSON ini bisa digunakan terhadap berbagai bahasa pemrograman lain seperti PHP, Java, Python, Ruby, Perl, C++ dan masih banyak lagi.

Format JSON ini sendiri menggunakan ekstensi berkas .json ketika ia dibuat. Format JSON telah memiliki standar dari ECMA-404 sehingga segala hal mengenai JSON ada disana, meliputi format penulisan, struktur, tipe data yang bisa digunakan dan lain sebagainya. Format JSON juga selain bisa digunakan sebagai format pertukaran data, JSON juga sangat ringan dan mudah dibuat oleh komputer, tidak hanya itu JSON mudah untuk dipahami dan ditulis oleh manusia.

Struktur JSON

Struktur JSON


Pada dasarnya JSON terdiri dari dua struktur, yaitu pasangan key dan value yang umumnya di render di dalam tanda kurung kurawal ({}). Pada beberapa bahasa pemrograman, hal ini dinyatakan sebagai object, struct, record, array, list, sequence, dictionary, keyed list, hash table, maupun associative array. Struktur-struktur data ini disebut dengan struktur data universal, sehingga semua bahasa pemrograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama ataupun berlainan.

Pada gambar di atas merupakan struktur dari JSON yang paling sederhana. Suatu struktur JSON selalu diawali dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal ({}).  Pasangan antara key dan value dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Setiap data atau key dan value juga dipisahkan oleh koma (,) apabila terdapat lebih dari satu data, sedangkan pada dada yang terakhir tidak perlu menggunakan tanda koma.

Key pada JSON perlu dibungkus dengan menggunakan tanda petik dua seperti “key” misalnya. Untuk nama key haruslah unik atau tidak boleh sama dengan key yang lain di dalam suatu objek. Suatu value pada JSON dapat mendukung berbagai tipe data seperti string, obejct, array, boolean, number dan tipe data yang lainnya.

Format JSON juga tidak selalu ditulis dalam beberapa baris seperti pada gambar di atas, namun format JSON juga bisa kamu tuliskan dalam satu baris saja. Misalkan seperti kode di bawah ini.

{“nama” :“Jamaludin”, “usia”:22}

Sebagian besar data yang dipakai oleh JSON dienkapsulasi di dalam sebuah objek JSON, sama halnya dengan contoh format JSON sederhana diatas. JSON juga dapat menyimpan array bersarang atau objek bersarang yang disimpan ke dalam sebuah key. Untuk menyimpan data ke dalam array kamu perlu menggunakan tanda kurung siku ([ ]) di awal dan di akhir sebuah array. Contohnya adalah seperti kode di bawah ini ini.

{
    "nama" : "Jamaludin",
    "usia" : 22,
    "hobi" : ["Ngoding","Olahraga"],
    "kontak" : [
        {
            "deskripsi" : "Instagram",
            "alamat_url" : "https://instagram.com/"
        },
        {
            "deskripsi" : "Facebook",
            "alamat_url" : "https://facebook.com/"
        }
    ]
}

Key hobi menyimpan data berupa array yang berisi “Ngoding” dan “Olahraga”, sedangkan key nama dan usia menggunakan object. Pada key kontak menggunakan array untuk menyimpan data berupa kontak sosial media berupa alamat url sosial media dan deskripsinya.

Perbandingan XML vs JSON

Selain JSON masih ada format lagi yang berguna untuk bertukar data, yaitu XML. XML merupakan merupakan akronim dari eXtensible Markup Language, sebenarnya XML ini lebih dulu hadir dibandingkan dengan JSON. Namun untuk sekarang kepopuleran XML sebagai format bertukar atau menyimpan data tergusur oleh kehadiran JSON.

Jika kamu sering bercengkrama dengan HTML mungkin kamu sedikit familiar dengan struktur dari XML. Contoh format XML adalah sebagai berikut.

<pengguna>
    <profil>
        <nama>Yessy</nama>
        <telepon>0857</telepon>
        <kota>Sukabumi</kota>
    </profil>
 
    <profil>
        <nama>Safariyah</nama>
        <telepon0878</telepon>
        <kota>Bandung</kota>
    </profil>
 
    <profil>
        <nama>Robby</nama>
        <telepon>0852</telepon>
        <kota>Sukabumi</kota>
    </profil>
</pengguna>

Jika data XML tersebut, kita ubah menjadi JSON maka setidaknya akan nampak seperti kode berikut.

{
    "pengguna" : {
        "profil":[
        {
            "nama":"Yessy",
            "telepon":"0857",
            "kota":"Sukabumi"
        },{
            "nama":"Safariyah",
            "telepon":"0878",
            "kota":"Bandung"
        },{
            "nama":"Robby",
            "telepon":"0852",
            "kota":"Sukabumi"
        }
        ]
    }
}

Dari kedua contoh di atas antara format XML dan JSON, tentunya format JSON yang paling mudah untuk dibaca dan dipahami. Ukuran berkas yang dihasilkan JSON pun lebih ringan dibanding dengan XML, karena pada XML ada perulangan tag-tag yang digunakan. Hal tersebut tentunya berimbas pada kecepatan pemrosesan transfer data, pertukaran data dengan format JSON lebih cepat jika dibanding dengan format XML. Oleh sebab itu banyak situs-situs besar yang menggunakan JSON sebagai format untuk pertukaran data.

Meskipun begitu, keberadaan JSON sebagai format berbagi data yang relatif baru jika dibandingkan dengan XML tidak serta merta menghilangkan keberadaan XML. Keduanya tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hanya saja JSON lebih banyak mendukung berbagai bahasa pemrograman sehingga penggunaan JSON pun lebih banyak dibandingkan dengan XML.

Contoh Penerapan JSON

Format JSON selain bisa kita buat sendiri, format JSON juga bisa kamu peroleh dari orang lain yang membagikan datanya untuk kamu gunakan pada aplikasi kamu. Salah satu contohnya adalah dari kawalcorona.com yang membagikan informasi mengenai COVID19 berupa jumlah orang yang positif, sembuh, dirawat dan yang meninggal di Indonesia dalam format JSON. Untuk melihat formatnya silahkan kamu kunjungi tautan berikut https://api.kawalcorona.com/indonesia/.

[{"name":"Indonesia","positif":"23,165","sembuh":"5,877","meninggal":"1,418","dirawat":"15,870"}]

Dengan begitu kamu bisa mendapatkan informasi terbaru mengenai COVID19 tanpa harus menyediakan datanya, karena datanya kamu peroleh dari kawalcorona.com.

JSON merupakan format yang ringan serta dapat mempermudah kita dalam berbagi, menyimpan dan bekerja dengan data. Sebagai sebuah format, JSON telah banyak mendapatkan dukungan yang makin meningkat dalam bentuk API, dan banyak situs-situs besar yang menyediakan informasi dalam bentuk API dengan format JSON.

Kemungkinan kita mungkin jarang membuat file .json sendiri, akan tetapi kebanyakan mungkin kita mendapatkannya dari sumber lain, pahami bagaimana menggunakan JSON dengan baik di program daripada memikirkan struktur JSONnya.

Post a Comment

0 Comments